Tentang Kehilangan

Abah Jack
0
Kehilangan
oleh Abah Jack


    Hari ini, Sabtu, 28 Mei 2022 kembali tersebar kabar duka. Alfarizki Syaquella Favoreza putra Ustaz Reza Zul Hanif meninggal dunia. Tidak hanya Ustaz Reza, duka juga dirasakan oleh keluarga besar SMP IT Al-Islam Kudus. 


    Ananda Alfarizki meninggal dunia dalam usia yang masih sangat muda, 7 bulan. Bagi keluarga tentu ini merupakan duka yang mendalam. Kehilangan putra pertama dalam waktu singkat. Tetapi inilah taqdir Allah. Inilah ketentuan Allah yang harus berjalan. Pasti.


Firman Allah SWT : 


{ كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَاۤ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ }


    Artinya : " Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya." [Surat Ali 'Imran: 185]


    Kita, orang-orang yang kita cintai, keluarga, teman, tetangga dan semua yang memiliki nyawa akan meninggal. Akan pergi. Pergi meninggalkan raga, meninggalkan dunia dan meninggalkan orang-orang yang kita cintai. Atau kitalah yang akan ditinggalkan oleh  orang-orang yang kita cintai terlebih dahulu. 


    Rasa kehilangan atas apa yang kita miliki merupakan sebuah keniscayaan. Tetapi sesungguhnya kita hanya sekadar dititipi oleh Yang Maha Memiliki, Allah SWT. Karena sebetulnya tidak ada yang kita miliki.


    Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah : 156 

{ ٱلَّذِینَ إِذَاۤ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِیبَةࣱ قَالُوۤا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰ⁠جِعُونَ }

    Artinya: "jika ada musibah menimpamu katakanlah sesungguhnya milik Allah dan sesungguhnya kita semua akan kembali kepadanya."


    Meskipun begitu tidak bisa kita nafikkan bahwa walaupun sekadar titipan tetapi rasa memiliki itu manusiawi. Pasti ada dalam diri kita. Sehingga ketika kita ditinggalkan oleh orang-orang yang kita cintai tertumpahlah air mata. Tergoreslah luka. 


    Rasulullah SAW pun sama. Beliau tetap menangis ketika Ibrahim, putranya wafat. Tetapi sesedih beliau ketika ditinggalkan oleh putranya tidak lantas membuat beliau larut dalam kesedihan. 


    Sehingga boleh saja kita merasa kehilangan orang-orang yang kita cintai. Tetapi jangan sampai berlarut dalam kesedihan atau merutuki takdir yang sudah Allah tuliskan.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)